Romantisnya Tradisi Kawin Culik Ala Suku Sasak Lombok
Tradisi kawin culik via lommbokclick.com |
Memang
dari namanya tradisi kawin culik itu bisa bikin ketawa atau bahkan melongo. Tradisi
kawin culik ini merupakan tradisi ala Suku Sasak Lombok. Tidak hanya seru dan
penuh filosofi tetapi juga romantis.
Tradisi
kawin culik sudah dimulai sejak zaman raja raja Lombok. Konon dimulai dari seorang
puteri cantik hingga banyak lelaki yang ingin meminangnya. Namun, untuk
meminang sang putri para pangeran atau laki-laki itu harus menjalankan tatangan
yaitu menculik sang puteri di sebuah ruang yang dijaga ketat. Hingga sampai
sekarang tradisi kawin culik masih lestari pada pernikahan suku Sasak Lombok
khususnya di daerah suku Sasak yang mendiami tempat tinggalnya.
Tradisi
ini yang dilakukan secara turun temurun ini tidak dilakukan secara sembarangan.
Biasanya sang wanita dan pria yang ingin menikah akan membuat janji kapan prosesi
kawin culik terjadi. Terlihat sekali keromantisannya di sini, bukan?
Malam
hari ada waktu yang harus ditetapkan untuk melakukan tradisi ini agar menghindari
keributan. Ada yang mengatakan juga untuk menghindari penculikan yang dilakukan
saingan si lelaki. Penculikan ini adalah rahasia. Hanya pria, wanita, dan
beberapa kerabat yang mengetahui proses penculikan ini terjadi.
Biasanya
sang wanita akan dibawa ke rumah kerabat sang pria, setelah diculik. bukan
dibawa langsung ke rumah pria. Hal ini dipercaya dapat mengamankan kemungkinan
terjadi keributan di kediaman salah satu keluarga sang pria.
Lalu
bagaimana perasaan bapak ibu sang wanita menemukan anaknya hilang? Perasaan
mereka biasa saja, mereka sudah pamah mengenai tradisi pernikahan adat suku
Sasak Lombok. Setelah mengetahui anak wanitanya hilang, maka keluarga sang wanita akan melapor ke
lembaga adat setempat mengenai anaknya yang hilang.
Sang
wanita disembunyikan di rumah kerabat sang pria selama beberapa hari. Setelah
itu, keluarga pria akan mendatangi kediaman wanita untuk memberitahukan bahwa
puterinya telah melakukan prosesi kawin lari. Namun, ada juga yang melakukan
proses ini melalui kepala suk adat masing-masing.
Keberhasilan
tradisi kawin lari dilihat jika pihak wanita setuju dan prosesi kain lari ini dilakukan
tanpa keributan. Selanjutkan akan ada rapat keluarga antara pihak keluarga
wanita dan pria. Perundingan kedua pihak keluarga ini disebut Masejatik atau
Nyelabar. Mereka akan membicarakan mengenai detail pernikahan. Dari hari,
tempat, prosesi upacara adat, dan menjadi ajang kedua keluarga ini saling
mengenal. Jika sudah sepakat barulah prosesi pernikahan selanjutkan akan
melewati tahapan pengesahan secara agama yang dianut dan secara adat.